Thursday, April 22, 2010

Jika...Kalau...Maka....

Beberapa hari ini saya teringat kembali akan sebuah dialog kecil yang pernah saya baca dari sebuah tulisan. Mungkin dialog itu lucu tetapi bagi saya perlu untuk saya renungkan kembali supaya saya bisa menjadi hamba yang bersyukur…

Ada pasangan suami istri yang naik mobil mewah, suami dari wanita itu adalah seorang direktur perusahaan ternama. Karena bensin mobilnya tinggal sedikit maka mereka menuju ke satu SPBU terdekat untuk mengisi bensin mobil mereka. Maka berhentilah mereka di sebuah SPBU. Pada saat mobil diisi bensin dan suami wanita tadi keluar untuk membuka penutup tangki bensin mobilnya, tiba-tiba istrinya keluar dari mobil dan berjalan menuju ke salah seorang petugas SPBU yang agak jauh dari mobil mereka. Suaminya memperhatikan istrinya dari jauh yang nampak asyik dan akrab berbicara dengan lelaki petugas SPBU itu. Begitu bensin terisi penuh maka suami wanita tadi memanggil istrinya dengan membunyikan klakson mobil, maka segera wanita tadi bergegas menuju mobilnya. Pada saat di dalam mobil suaminya bertanya kepada istrinya “Siapa lelaki itu ?”, ” oh itu mantan pacar saya sewaktu SMA dulu ” jawab istrinya, “Wah untung ya kamu dapat saya, jika kamu nikah dengan dia tentu sekarang kamu akan menjadi istri petugas SPBU bukan jadi istri direktur seperti saya ” kata suaminya, istrinya langsung menimpali “Oh…seharusnya kamu yang beruntung menikah dengan saya, sebab jika tidak menikah dengan saya maka kamu mungkin tidak akan jadi direktur seperti saat ini ” timpal istrinya………

Pertama kali membaca dialog tersebut saya senyum sendiri, bila saya ingat-ingat waktu sibuk pilih istri dulu saya pingin milih si A atau Si B eh ternyata dapat istri saya saat ini he…he,,,,jujur aja kadangkala ada perasaan menyesal di awal dan saya pikir perasaan seperti itu pasti dialami oleh setiap pria yang baru menikah…tapi bila saya renungkan maka jika saja saya tidak menikah dengan istri saya saat ini maka saya tidak akan bisa menjadi seperti saat ini…jadi inilah sebuah takdir. Bisa jadi ada seseorang yang saat ini menyesal menikah dengan istrinya saat ini maka sesungguhnya belum tentu jika dia tidak menikah dengan istrinya sekarang maka dia akan bisa menjadi seperti saat ini atau lebih baik daripada saat ini.

Setelah saya renungkan dialog kecil tadi, maka tanpa saya sadari muncul rasa syukur yang tak terhingga dalam dirisaya karena saya ditakdirkan Allah menikah dengan istri saya saat ini. Karena bisa jadi jika saya tidak menikah dengan istri saya saat ini mungkin saya tidak akan bisa menjadi seperti saat ini. Saya jadi mikir seandainya saya menikah dengan si A atau si B belum tentu saya bisa seperti saat ini dan belum tentu pula si A atau si B itu akan seperti saat ini. Dan baru kali ini saya merasakan syukur yang sangat dalam kepada Allah yang telah mentakdirkan saya menikah dengan istri saya saat ini.

Jadi jangan sampai kita melupakan peran istri kita, terlepas dari segala kekurangan yang ada dalam diri istri kita sebagai manusia maka sesungguhnya ada sebuah takdir kita yang melekat bersama istri kita yang menjadikan kita bisa menjadi seperti saat ini. JIka kalau pun kita belum bisa menjadi apa yang kita inginkan sampai saat ini maka jangan sampai ada perasaan menyesal telah menikahi istri anda saat ini karena bisa jadi jika anda menikah dengan orang lain belum tentu kondisi anda akan lebih baik dari saat ini atau pun belum tentu jika anda menikah dengan orang lain anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan. Jadi syukurilah atas takdir Allah yang menikahkan anda dengan istri anda saat ini, insyaallah akan banyak kebaikan yang akan anda terima dengan mensyukuri takdir Allah untuk menikahi istri anda saat ini, insyaallah, biidznillah……..

Maka dibalik kesuksesan seorang pria sesungguhnya ada kontribusi tidak langsung dari seorang istri, entah itu berupa dukunganya nyata dari istri anda atau pun takdir anda yang melekat dalam diri istri anda saat ini.
Bookmark and Share

No comments: