Thursday, June 12, 2008

LIKE FATHER LIKE SON

Part One

Seseorang lelaki datang menghadap amirul mukminin, Umar bin Khattab ra. Ia melaporkan kepada Rasulullah tentang kedurhakaan anaknya. Khalifah Umar lantas memanggil anak yang dikatakan durhaka itu dan mengingatkannya tentang bahaya durhaka kepada orang tua. Saat ditanya sebab kedurhakaannya dia mengatakan "wahai amirul mukminin, tidakah seorang anak mempunyai hak yang harus ditunaikan oleh orang tuanya?" "Ya", jawab amirul mukminin, "Apakah itu ?" tanya anak itu. Khalifah Umar menjawab "Ayah wajib memilihkan ibu yang baik buat anak-anaknya, memberi nama yang baik dan mengajarinya Al-Qur'an". Lantas sang anak tadi menjawab " Wahai amirul mukminin, tak satupun dari tiga perkara itu yang ditunaikan ayahku. Ibuku majusi, namaku Ja'lan, dan aku tidak pernah diajari membaca Al-Qur'an". Umar kemudian menoleh kepada ayah anak tadi dan mengatakan "Anda datang mengadukan kedurhakaan anakmu, ternyata anda telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu. Anda telah berlaku tidak baik terhadapnya sebelum ia berlaku tidak baik kepada anda".


Part Two

"Siapa yang menjamin hidupmu sampai setelah waktu dhuhur ?" pertanyaan itu terlontar dari mulut seorang pemuda kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz, tokoh pemimpin yang bergelar khulafarasyidin kelima. Ketika itu khalifa yang terkenal keadilannya itu sangat tersentak dengan perkataan pemuda tadi. Terlebih saat itu ia sedang merebahkan dirinya untuk beristirahat setelah menguburkan khalifah sebelumnya, Sulaiman bin Malik. Tapi baru saja ia merebahkan tubuhnya, seorang pemuda berusia tujuh belasan tahunan mendatanginya dan mengatakan "Apa yang ingin engkau lakukan ya Amirul Mukminin ?" Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjawab "Biarkan aku tidur sejenak. Aku sangat lelah dan capek, nyaris tak ada kekuatan yang tersisa". Namun pemuda tadi nampak tidak puas dengan jawaban tadi, ia bertanya lagi "Apakah engkau akan tidur sebelum mengembalikan barang yang diambil secara paksa kepada pemiliknya ya Amirul Mukminin ?" Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan "Jika tiba waktu dhuhur saya bersama orang-orang akan mengembalikan barang-barang tersebut kepada pemiliknya" Jawaban itulah yang kemudian ditanggapi oleh pemuda tersebut "Siapa yang menjaminmu hidup sampai setelah waktu dhuhur ya Amirul mukminin ?". Pemuda itu bernama Abdul Malik, putera amirul mukminin itu sendiri, Umar bin Abdul Aziz, semoga Allah merahmati keduanya.


Kedua penggalan cerita tersebut diadopsi dari buku "Cinta di Rumah Hasan Al-Banna" karya Muhammad Lili Nur Aulia terbitan Pustaka Da'watuna 2007. Semoga cerita tersebut memberikan hikmah kepada para ayah dan calon para ayah tentang tugas, kewajiban dan peran bagi pendidikan dan pembentukan karakater bagi anak-anaknya. Tugas mendidik anak bukan tugas seorang ibu semata, tapi seorang ayah mempunyai tugas besar untuk membuat kerangka bagi pendidikan anak-anaknya, baru kemudian ibu mempunyai tugas untuk mengisi kerangka tadi. Bagaimana akhlak dan karakter anak kita sangat tergantung pada akhlak dan karakter ayahnya. Ada tiga tugas utama ayah dalam pendidikan anak-anak yaitu: memilihkan ibu yang baik, mengajarkan Al-Qur'an, dan memberikan contoh dan teladan yang baik. Tanah yang baik akan menumbuhkan tanaman-tanaman yang subur, tanah yang tidak baik akan menumbuhkan tanaman yang merana. Tugas ayah adalah menyiapkan tanah yang baik dalam keluarga agar anak-anak itu bisa tumbuh subur, dan tugas ibu adalah memelihara anak-anak itu supaya tumbuh dengan subur.

No comments: